Langsung ke konten utama

AKSI NYATA MODUL 3.1 - PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

MODUL 3.1.a.10 AKSI NYATA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Oleh : Tanson Hasudungan Sijabat

1. PERISTIWA (FACTS)
A. Latar belakang tentang situasi yang dihadapi
    Pendidikan adalah suatu proses usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak peserta didik, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
    Seorang guru di dalam menjalankan proses pendidikan sebagai pemimpin pembelajaran memiliki tiga peranan penting, yaitu (1) Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi teladan), (2) Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun semangat, niat dan kemauan), (3) Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan). Di dalam menjalankan peranannya sebagai pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru harus mampu mewujudkan profil pelajar Pancasila dalam memerdekakan kebutuhan belajar dari peserta didik. Dalam rangka mewujudkan profil pelajar Pancasila tersebut diperlukan adanya kedisiplinan di dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. Kedisiplinan sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap peserta didik dalam pembentukan sikap, karakter dan tingkah laku bagi kehidupan mereka khususnya di dalam pembelajaran yang dilakukan.
    Dengan mengetahui pentingnya kedisiplinan murid dalam belajar, maka diperlukan aksi nyata dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Langkah pertama di dalam aksi nyata yang saya lakukan tersebut adalah saya terlebih dahulu melakukan pengamatan dan konsultasi dengan kepala sekolah, orangtua (wali) siswa mengenai perilaku kedisiplinan siswa di dalam pembelajarannya secara daring. Dari hasil konsultasi tersebut saya menemukan suatu kasus dimana siswa tersebut tidak dapat mengikuti pembelajaran secara daring dikarenakan tidak memiliki handphone (gadget) selama pembelajarannya. Hal ini disebabkan karena keadaan ekonomi keluarganya yang kurang mampu sehingga tidak dapat memfasilitasi kebutuhan belajar siswa tersebut terlebih lagi di dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring yang berlangsung. Hal tersebut tampak terlihat dalam pengumpulan tugas dan laporan hasil evaluasi belajarnya yang belum diselesaikannya.
   Dalam hal ini, saya menghadapi suatu paradigma dilema etika rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) serta jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Dimana jika hal tersebut berlangsung terus menerus dapat mengakibatkan keberlanjutan siswa saya tersebut di dalam pembelajaran dan menyebabkan siswa saya tersebut ketertinggalan di dalam proses pembelajarannya sehingga pada akhirnya ia akan putus sekolah.
   Selanjutnya  saya berkonsultasi dengan kepala sekolah mengenai kasus permasalahan siswa saya tersebut. Dari hasil konsultasi tersebut, saya diberikan kesempatan untuk memanggil orangtua (wali) bersama-sama dengan siswa saya tersebut untuk mengambil suatu keputusan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa saya tersebut. Di dalam pengambilan keputusan tersebut saya melakukan kegiatan coaching kepada siswa tersebut dalam mengarahkannya untuk dapat mengambil keputusan yang diinginkannya secara tepat agar dapat menyelesaikan permasalahannya di dalam pembelajaran.
Berdiskusi dengan kepala sekolah mengenai kesulitan belajar siswa

B. Alasan Tindakan Aksi tersebut dilakukan
      Saya melakukan aksi nyata tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar yang diinginkan oleh siswa saya tersebut. Dalam menjalankan nilai dan peran saya sebagai seorang pendidik, saya melihat kasus (permasalahan) yang dialami siswa saya tersebut harus diselesaikan sesegera mungkin agar kebutuhan belajar siswa saya tersebut dapat terpenuhi dan dapat menumbuhkan kesadaran diri dari siswa saya tersebut untuk lebih disiplin lagi di dalam pembelajaran yang dilakukannya.
Mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa

Berdiskusi dengan orangtua siswa mengenai evaluasi hasil pembelajaran siswa

C. Hasil Aksi Nyata
      Adapun hasil aksi nyata yang saya lakukan adalah terlebih dahulu melakukan pendekatan melalui tahapan coaching kepada siswa saya tersebut. Di dalam kegiatan coaching ini, saya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang reflektif terhadap situasi pembelajaran yang dialaminya, sehingga saya dapat menimbulkan kesadaran diri dan dapat menggali potensi yang dimilikinya serta mengarahkannya untuk menemukan solusi (keputusan) yang tepat dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang dialaminya. Di dalam keputusan yang diambil siswa saya tersebut saya melakukan kesepakatan bersamanya untuk melakukan rencana atas keputusan yang telah diambilnya sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan kesadaran diri dan rasa tanggung jawab terhadap keputusan yang telah dilakukannya dalam menyelesaikan permasalahannya di dalam pembelajaran serta dapat menjadi perubahan yang lebih baik pada dirinya baik di dalam pendidikannya saat ini dan juga untuk masa depannya kelak.

     Melalui kegiatan coaching tersebut, selanjutnya saya melakukan pembelajaran berdiferensiasi dengan melihat dan mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya permasalahan di dalam pembelajaran yang dialami siswa saya tersebut, yaitu kondisi ekonomi orangtua yang kurang mampu dimana siswa saya tersebut tidak memiliki handphone dalam mengikuti pembelajaran secara daring. Dengan melihat kebutuhan siswa saya tersebut, saya melakukan diferensiasi konten, proses dan produk di dalam pembelajaran diferensiasi kepadanya yang sesuai dengan potensi, profil dan minat belajar siswa yang ada pada diri siswa saya tersebut.

Melakukan COACHING terhadap permasalahan yang dialami siswa
     Dari aksi nyata yang saya lakukan, saya melihat perubahan yang lebih baik dalam dirinya, dimana siswa saya tersebut dapat datang ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang saya berikan, walaupun diperoleh hasil belajarnya yang belum optimal. Namun saya merasa optimis jika proses pembelajaran ini dilakukan secara berkelanjutan maka dapat memenuhi kebutuhan belajar yang diinginkanya dan diharapkan pada akhirnya hasil evaluasi belajarnya mengalami peningkatan dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk masa depannya kelak.
Melakukan pendampingan individu kepada siswa

2. PERASAAN (FEELINGS)
    Saya merasa senang dan bahagia, karena apa yang telah saya lakukan sebagai pemimpin pembelajaran kepada siswa saya di dalam pengambilan keputusannya telah dilakukannya dan berkelanjutan. Hal ini terlihat dari kesadaran diri dan tanggung jawabnya dalam kehadirannya mengikuti pembelajaran yang dilakukannya.
     Saya juga merasa senang dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi diri saya karena ilmu dan pemahaman yang saya peroleh dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran telah saya terapkan dengan melakukan langkah-langkah di dalam pengambilan sebuah keputusan sehingga dapat menyelesaikan kasus paradigma dilema etika rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) serta jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) dalam mengatasi permasalahan siswa saya tersebut di dalam pembelajaran.

3. PEMBELAJARAN (FINDINGS)
     Adapun pembelajaran yang saya peroleh dari aksi nyata yang saya lakukan adalah bahwa setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari kehidupan ekonomi, potensi dan karakter yang dimiliki setiap anak. Dimana aksi nyata yang saya lakukan ini dihadapkan pada perekonomian keluarga yang kurang mampu sehingga perhatian dan dukungan dari keluarga belum dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa saya tersebut. Namun, sebagai pemimpin pembelajaran saya motivasi pada siswa saya tersebut bahwasannya hal tersebut tidak boleh menjadi penghalang bagi dirinya dalam memperoleh dan mengikuti pembelajaran yang dilakukannya.
   Sudah sepatutnya seorang pendidik menanamkan kesadaran diri bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan yang layak tanpa memandang latar belakangnya terlebih lagi perekonomian keluarga dari siswa. Seorang pendidik juga harus menanamkan rasa tanggung jawab kepada setiap anak di dalam pengambilan keputusan agar dapat melahirkan kemandirian bagi anak dan sangat berguna bagi kehidupannya kelak.

4. PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)
     Rencana perbaikan ke depan yang akan saya lakukan adalah dengan mengidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan belajar siswa saya melalui pemetaan kepada siswa agar dapat memenuhi kebutuhan belajar mereka sesuai dengan profil dan minat belajar yang diinginkannya.
       Selanjutnya saya akan memberikan motivasi dan melakukan evaluasi terhadap proses belajar siswa secara berkala dan berkelanjutan. Hal ini dapat membantu mereka dalam mengatasi permasalahan mereka di dalam pembelajaran dengan melakukan pendampingan melalui kegiatan coaching dengan menjalin komunikasi yang baik bersama orangtua dan juga bersama dengan siswa agar lebih maksimal dalam membimbing dan memberikan perhatian penuh dalam memenuhi kebutuhan belajar anak.

Merdeka Belajar!
Salam Guru Penggerak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Luas Segitiga Pada Trigonometri

1. JIKA DIKETAHUI 2 SISI DAN 1 SUDUT YANG DIAPIT OLEH KEDUA SISI Perhatikan ∆ATC : Sehingga diperoleh Luas Segitiga ABC sebagai berikut : Dengan demikian dapat disimpulkan jika diketahui dua buah sisi dan satu buah sudut yang diapit oleh kedua sisi tersebut pada segitiga sembarang, maka luas segitiganya adalah : 2.  JIKA DIKETAHUI 2 SUDUT DAN 1 SISI YANG MENGAPIT KEDUA SUDUT Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh : Dengan cara yang sama (dengan menggunakan rumus Aturan Sinus), maka akan diperoleh : 3.  JIKA DIKETAHUI PANJANG KETIGA SISINYA Perhatikan ∆ABC adalah segitiga sembarang. Garis CT adalah garis tinggi yang ditarik dari titik C dan membagi ∆ABC menjadi 2 bagian, yaitu : ∆ATC dan ∆BTC. Pada  ∆ATC berlaku : Pada  ∆BTC  berlaku : Diketahui bahwa : s     =  ½ . keliling segitiga s     = ½ ( a + b + c ) 2 s    =  a + b + c sehingga diperole...

PERSAMAAN TRIGONOMETRI

PERSAMAAN TRIGONOMETRI A. Persamaan Sinus Sin x 0 = Sin α 0 Untuk menentukan himpunan penyelesaiannya ada 2 cara, yaitu : 1.   x = α 0 + k . 360 0 2.   x = (180 – α) + k . 360 0 dimana : k є bilangan bulat ( k = 0, 1, 2, 3, … ) B. Persamaan Cosinus Cos x 0 = Cos α 0 Untuk menentukan himpunan penyelesaiannya ada 2 cara, yaitu : 1.   x = α 0 + k . 360 0 2.   x = (– α) + k . 360 0 dimana : k є bilangan bulat ( k = 0, 1, 2, 3, … ) C. Persamaan Tangen Tan x 0 = Tan α 0 Untuk menentukan himpunan penyelesaiannya ada 1 cara, yaitu : 1.   x = α 0 + k . 180 0 dimana : k є bilangan bulat ( k = 0, 1, 2, 3, … ) D. Persamaan a.sin x 0 + b.cos x 0 = c Kita ubah dulu a.sin x 0 + b.cos x 0 menjadi r. cos (x 0 – p 0 ) dimana : a = koefisien sin x 0 b = koefisien cos x 0 Download materinya disini : Persamaan Trigonometri Download soalnya disini :  Latihan Soal Persamaan Trigonometri ...

Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun Ruang Sisi Datar adalah bangun ruang yang permukaan sisi - sisinya berbentuk datar. Beberapa contoh bangun ruang sisi datar antara lain : Kubus, Balok, Prisma dan Limas. Berikut ini merupakan modul pembelajaran bangun ruang sisi datar. Semoga bermanfaat. Lihat video pembelajarannya Kubus dan Balok disini :  Download disini : KUBUS DAN BALOK Lihat video pembelajarannya Prisma dan Limas disini : Download disini : PRISMA DAN LIMAS